Aku suka biru ketika menjadi tosca
Aku suka merah ketika menjadi peach
Tapi kau bukan bagian dari sajak yang ku rangkai
Seperti kata Fiersa Besari dalam lagu Waktu yang Salah : kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah
Kau adalah improvisasi dari sajak yang ku tulis
Kau adalah lampu yang terang saat pikiran padam
Kau adalah oase dalam tandusnya hati
Seperti kata orang, jatuh cintalah
Lalu kau akan tau, sejauh mana sajak mu akan berlayar
Pada seperpihan patah hati yang kau beri warna tosca
Atau pada semu malu-malu yang kau warnai peach
Bola-bola kapas yang manis itu tak kan bertahan lama
Ya...
Seperti itulah kamu. Manusia
Hatimu, bukan milikmu
Tapi milik Tuhanmu
Kau gantungkan hatimu disana. Ditangan Nya
Lantas kau akan tau, begitu mudahnya Tuhan dan keajaiban Nya merubah hatimu
Merubah patah hatimu, menjadi sebuah kebahagiaan besar
Lebih besar dari luka yang pernah ada, hingga kau akan lupa kau pernah patah dan terluka